Strategi Pembelajaran Inkuiri
Strategi pembelajaran Inkuiri menekankan kepada
proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung.
Peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi
pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa
untuk belajar.
Strategi pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian
kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis
untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya
jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan
strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein
yang berarti saya menemukan.
Salah satu metode pembelajaran dalam bidang Sains,
yang sampai sekarang masih tetap dianggap sebagai metode yang cukup efektif adalah
metode inquiry. David L. Haury dalam artikelnya, Teaching Science Through
Inquiry (1993) mengutip definisi yang diberikan oleh Alfred Novak: inquiry
merupakan tingkah laku yang terlibat dalam usaha manusia untuk menjelaskan
secara rasional fenomena-fenomena yang memancing rasa ingin tahu. Dengan kata
lain, inquiry berkaitan dengan aktivitas dan keterampilan aktif yang fokus pada
pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk memuaskan rasa ingin tahu (Haury,
1993).
Alasan rasional penggunaan metode inquiry adalah
bahwa siswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai Sains dan akan
lebih tertarik terhadap Sains jika mereka dilibatkan secara aktif dalam
“melakukan” Sains. Investigasi yang dilakukan oleh siswa merupakan tulang
punggung metode inquiry. Investigasi ini difokuskan untuk memahami
konsep-konsep Sains dan meningkatkan keterampilan proses berpikir ilmiah siswa.
Diyakini bahwa pemahaman konsep merupakan hasil dari proses berfikir ilmiah
tersebut (Blosser, 1990).
Metode inquiry yang mensyaratkan keterlibatan aktif
siswa terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar dan sikap anak terhadap
Sains dan Matematika (Haury, 1993). Dalam makalahnya Haury menyatakan bahwa
metode inquiry membantu perkembangan antara lain scientific literacy dan pemahaman
proses-proses ilmiah, pengetahuan vocabulary dan pemahaman konsep, berpikir
kritis, dan bersikap positif. Dapat disebutkan bahwa metode inquiry tidak saja
meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep dalam Sains saja, melainkan
juga membentuk sikap keilmiahan dalam diri siswa.
Metode inquiry merupakan metode pembelajaran yang
berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam
proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan
kreativitas dalam memecahkan masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai
subjek yang belajar. Peranan guru dalam pembelajaran dengan metode inquiry
adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah
yang perlu disampaikan kepada kelas untuk dipecahkan. Namun dimungkinkan juga
bahwa masalah yang akan dipecahkan dipilih oleh siswa. Tugas guru selanjutnya
adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah.
Bimbingan dan pengawasan guru masih diperlukan, tetapi intervensi terhadap
kegiatan siswa dalam pemecahan masalah harus dikurangi (Sagala, 2004).
Walaupun dalam praktiknya aplikasi metode
pembelajaran inquiry sangat beragam, tergantung pada situasi dan kondisi
sekolah, namun dapat disebutkan bahwa pembelajaran dengan metode inquiry
memiliki 5 komponen yang umum yaitu Question, Student Engangement, Cooperative
Interaction, Performance Evaluation, dan Variety of Resources (Garton, 2005).
Question. Pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah
pertanyaan pembuka yang memancing rasa ingin tahu siswa dan atau kekaguman
siswa akan suatu fenomena. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya, yang
dimaksudkan sebagai pengarah ke pertanyaan inti yang akan dipecahkan oleh
siswa. Selanjutnya, guru menyampaikan pertanyaan inti atau masalah inti yang
harus dipecahkan oleh siswa. Untuk menjawab pertanyaan ini – sesuai dengan
Taxonomy Bloom – siswa dituntut untuk melakukan beberapa langkah seperti
evaluasi, sintesis, dan analisis. Jawaban dari pertanyaan inti tidak dapat
ditemukan misalnya di dalam buku teks, melainkan harus dibuat atau
dikonstruksi.
Student Engangement. Dalam metode inquiry,
keterlibatan aktif siswa merupakan suatu keharusan sedangkan peran guru adalah
sebagai fasilitator. Siswa bukan secara pasif menuliskan jawaban pertanyaan
pada kolom isian atau menjawab soal-soal pada akhir bab sebuah buku, melainkan
dituntut terlibat dalam menciptakan sebuah produk yang menunjukkan pemahaman
siswa terhadap konsep yang dipelajari atau dalam melakukan sebuah investigasi.
Cooperative Interaction. Siswa diminta untuk
berkomunikasi, bekerja berpasangan atau dalam kelompok, dan mendiskusikan
berbagai gagasan. Dalam hal ini, siswa bukan sedang berkompetisi. Jawaban dari
permasalahan yang diajukan guru dapat muncul dalam berbagai bentuk, dan mungkin
saja semua jawaban benar.
Performance Evaluation. Dalam menjawab permasalahan,
biasanya siswa diminta untuk membuat sebuah produk yang dapat menggambarkan
pengetahuannya mengenai permasalahan yang sedang dipecahkan. Bentuk produk ini
dapat berupa slide presentasi, grafik, poster, karangan, dan lain-lain. Melalui
produk-produk ini guru melakukan evaluasi.
Variety of Resources. Siswa dapat menggunakan
bermacam-macam sumber belajar, misalnya buku teks, website, televisi, video,
poster, wawancara dengan ahli, dan lain sebagainya.
1. Ciri-ciri Strategi Pembelajaran Inkuiri
Pertama, strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas
siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Artinya strategi inkuiri
menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa
tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara
verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi
pelajaran itu sendiri.
Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa
diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang
dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri {self
belief). Dengan demikian, strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru
bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator
belajar siswa. Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya
jawab antara guru dan siswa. Karena itu kemampuan guru dalam menggunakan teknik
bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri. Ketiga, tujuan dari
penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan
berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan
intelektual sebagai bagian dari proses mental.
Dengan demikian, dalam strategi pembelajaran inkuiri
siswa tak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi
bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya
menguasai pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara
optimal.
Sebaliknya, siswa akan dapat mengembangkan kemampuan
berpikirnya manakala ia bisa menguasai materi pelajaran. Strategi pembelajaran
inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada
siswa (student centered approach). Dikatakan demikian, sebab dalam
strategi ini siswa memegang peran yang sangat dominan dalam proses
pembelajaran.
2. Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri
a. Berorientasi pada Pengembangan Intelektual
Tujuan utama dari strategi
inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian, strategi
pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi
pada proses belajar.
b. Prinsip Interaksi
Proses pembelajaran pada
dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi
siswa dengan guru, bahkan interaksi anta-ra siswa dengan lingkungan.
Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai
sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu
sendiri.
c. Prinsip Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan
dalam menggunakan strategi ini adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan
siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian
dari proses berpikir. Karena itu, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap
langkah inkuiri sangat diperlukan.
d. Prinsip Belajar untuk Berpikir
Belajar bukan hanya mengingat
sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to
think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak. Pembelajaran
berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
d. Prinsip Keterbukaan
Pembelajaran yang bermakna
adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis
yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk
memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka
membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.
3. Langkah-Langkah
Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inkuiri
Secara umum proses pembelajaran
dengan menggunakan strategi dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a. Orientasi
Langkah orientasi adalah
langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada
langkah ini guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses
pembelajaran. Guru merangsang dan Mengajak siswa untuk berpikir memecahkan
masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan
startegi ini sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas
menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah, tanpa kemauan dan kemampuan
itu tak mungkin proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar.
b. Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan
langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan
yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan
teka-teki itu. Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji
disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari
jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam
strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh
pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui
proses berpikir.
c. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban
sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban
sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Perkiraan sebagai hipotesis
bukan sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh,
sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis. Kemampuan
berpikir logis itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang
dimiliki serta keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap individu yang
kurang mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional dan
logis.
d. Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah
aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang
diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan
proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses
pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan
tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi
berpikirnya. Karena itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir
mencari informasi yang dibutuhkan. Sering terjadi kemacetan berinkuiri adalah
manakala siswa tidak apresiatif terhadap pokok permasalahan. Tidak apresiatif
itu biasanya ditunjukkan oleh gejala-gejala ketidakgairahan dalam belajar.
Manakala guru menemukan gejala-gejala semacam ini, maka guru hendaknya secara
terus-menerus memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar melalui penyuguhan
berbagai jenis pertanyaan secara merata kepada seluruh siswa sehingga mereka terangsang
untuk berpikir.
e. Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses
menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi
yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Dalam menguji hipotesis yang
terpenting adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan.
Di samping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir
rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan
argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat
dipertanggungjawabkan.
f. Merumuskan
Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah
proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian
hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan gong-nya dalam proses pembelajaran.
Sering terjadi, karena banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan
yang dirumuskan tidak fokus pada masalah yang hendak dipecahkan. Karena itu,
untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada
siswa data mana yang relevan.
4. Strategi
Pembelajaran Inkuiri Sosial
Terjadinya ledakan
pengetahuan, menuntut perubahan pola mengajar dari yang hanya sekadar mengingat
fakta yang biasa dilakukan melalui strategi pembelajaran dengan metode kuliah (lecture)
atau dari metode latihan (drill) dalam pola tradisional, menjadi
pengembangan kemampuan berpikir kritis (critical thinking). Strategi
pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir itu adalah strategi
inkuiri sosial.
Menurut Bruce Joyce,
inkuiri sosial merupakan strategi pembelajaran dari kelompok sosial (social
family) subkelompok konsep masyarakat (concept of society). Subkelompok
ini didasarkan pada asumsi bahwa metode pendidikan bertujuan untuk
mengembangkan anggota masyarakat ideal yang dapat hidup dan dapat mempertinggi
kualitas kehidupan masyarakat. Karena itulah siswa harus diberi pengalaman yang
memadai bagaimana caranya memecahkan persoalan-persoalan yang muncul di
masyarakat. Melalui pengalaman itulah setiap individu akan dapat membangun
pengetahuan yang berguna bagi diri dan masyarakatnya.
Inkuiri sosial dapat dipandang sebagai suatu strategi
pembelajaran yang berorientsi kepada pengalaman siswa. Ada tiga karakteristik pengembangan strategi
inkuiri sosial. Pertama, adanya aspek (masalah) sosial dalam kelas yang
dianggap penting dan dapat mendorong terciptanya diskusi kelas. Kedua, adanya
rumusan hipotesis sebagai fokus untuk inkuiri. Ketiga, penggunaan fakta
sebagai pengujian hipotesis. Dari karakteristik inkuiri seperti yang telah
diuraikan di atas, maka tampak inkuiri sosial pada dasarnya tidak berbeda
dengan inkuiri pada umumnya. Perbedaannya terletak pada masalah yang dikaji
adalah masalah-masalah sosial atau masalah kehidupan masyarakat.
5. Keunggulan
dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Inkuiri
Strategi Pembelajaran Inkuiri merupakan strategi
pembelajaran yang banyak dianjurkan, karena strategi ini memiliki beberapa
keunggulan, di antaranya:
a. Startegi ini merupakan strategi pembelajaran
yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih
bermakna.
b. Startegi ini dapat memberikan ruang kepada
siswa untuk belajar sesuai dengan gaya
belajar mereka.
c. Startegi ini merupakan strategi yang dianggap
sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar
adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
d. Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran
ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.
Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh
siswa yang lemah dalam belajar.
Di samping memiliki keunggulan, strategi ini juga
mempunyai kelemahan, di antaranya:
a. Jika strategi ini
digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan
dan keberhasilan siswa.
b. Strategi ini sulit
dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa
dalam belajar.
c. Kadang-kadang dalam
mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru
sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
d. Selama kriteria keberhasiJan belajar ditentukan
oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka startegi ini akan sulit
diimplementasikan oleh setiap guru.
Artikel Terkait :
- Metode Inkuiri Kompetitif 6
- Metode Inkuiri Kompetitif 5
- Metode Inkuiri Kompetitif 4
- Metode Inkuiri Kompetitif 3
- Metode Inkuiri Kompetitif 2
- Metode Inkuiri Kompetitif 1
- Inovasi Metode Pembelajaran, Jigsaw Kompetitif 3
- Inovasi Metode Pembelajaran, Jigsaw Kompetitif 2
- Inovasi Metode Pembelajaran, Jigsaw Kompetitif 1
- Metode Examples Non Examples dan Kuantum
- Metode Jigsaw dan TGT
- Metode Debat dan Picture and Picture
- Kooperatif Learning
- Metode Problem Possing
- Metode CTL dan Learning Cycle
- Startegi Inkuiri
- Metode karya wisata, ekspositori
- Metode kerja kelompok, problem solving, drill
- Latihan UAS Gasal Indonesia kelas 7 SMP
- Modul SMP, Cerita Anak
- Modul SMP, Tema Dongeng
- Modul SMP, Surat Pribadi
- Modul SMP, Membaca Cepat
- Modul SMP, Mendengarkan Teks Berita
- Modul SMP, Teknik Menceritakan Kembali
- Modul SMP, Latihan Soal Bahasa Indonesia kelas 7
- Modul SMP, Teknik Bercerita
- Modul SMP, Dongeng
- Modul SMP, Buku Harian
- Modul SMP, Memindai Kamus
- Modul SMP, Sinonim dan Antonim
- Modul SMP, Mendengarkan Berita
- Metode Pembelajaran, Metode Tanya Jawab
- Metode Pembelajaran, Metode Tugas dan Resitasi
- Metode Pembelajaran, Metode Simulasi
- Metode Pembelajaran, Metode Diskusi
- Metode Pembelajaran, Metode Demonstrasi
- Metode Pembelaran, Metode Ceramah
- Metode Pembelajaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar