Teknik Menceritakan Kembali
Untuk dapat memahami isi cerita
anak dan menceritakannya kembali, kamu hendaknya memerhatikan hal-hal di bawah
ini.
a. Menyebutkan judul cerita.
b. Menyebutkan nama-nama tokoh dalam cerita.
Tokoh-tokoh ini mempunyai
ciri-ciri fisik, identitas, dan menjalin hubungan dengan orang-orang di
sekitarnya.
c. Menjelaskan watak (karakter) tiap tokoh.
Watak tokoh berkembang seiring
perkembangan masalah yang dihadapinya. Emosi tokoh dipengaruhi oleh watak atau
sifat-sifat dasarnya. Misalnya, tokoh yang sabar tentu akan berbeda dengan
tokoh yang pemarah.
d. Menentukan urutan peristiwa dalam cerita anak.
Urutan peristiwa dalam sebuah
cerita dikenal dengan nama alur. Alur dalam cerita dapat ditemukan dengan
membaca setiap paragraf dalam cerita tersebut.
e. Membuat ringkasan ceritanya.
Berdasarkan ringkasan cerita
anak ini, kamu dapat menceritakan kembali kepada teman-temanmu secara
bergantian di depan kelas Dalam menceritakan kembali cerita anak yang telah
dibaca, kamu dapat menggunakan peribahasa untuk menggambarkan cerita. Tahukah
kamu yang dimaksud dengan peribahasa? Peribahasa merupakan bagian dari suatu
bahasa. Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang susunannya tetap dan
mampu mengisahkan suatu maksud tertentu.
Peribahasa biasanya berisi
perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup, atau aturan tingkah laku.
Contoh peribahasa:
a. Sedia payung sebelum hujan.
Artinya: Bersiap sedia sebelum terjadi sesuatu yang kurang
baik.
b. Bagai menegakkan benang basah.
Artinya: Melakukan pekerjaan yang mustahil dapat
dilaksanakan.
c. Ada gula ada semut.
Artinya: Di mana banyak kesenangan, di situlah banyak orang
berkumpul.
d. Tak ada gading yang tak retak.
Artinya: Tidak ada sesuatu yang tak ada cacatnya, tidak ada
manusia
yang sempurna.
e. Bagai air di daun talas.
Artinya: Pendirian seseorang yang selalu berubah-ubah.
Pengertian Pantun dan Syarat-syarat Pantun
Pantun merupakan salah satu jenis
karya sastra Melayu Lama yang berbentuk puisi. Pantun juga merupakan salah satu
peninggalan masyarakat Melayu. Pada zaman dahulu, pantun diciptakan untuk
berbagai tujuan, antara lain menyampaikan nasihat, menyatakan rasa sayang,
ajaran budi pekerti dan moral, untuk kepentingan sosial, serta untuk
hiburan/kejenakaan semata. Sebagai jenis puisi lama, pantun memiliki kata-kata
yang khas. Kekhasan kata-kata dalam pantun ditunjukkan melalui penggunaan
katakatanya, ungkapan pengarang, serta kemerduan bunyinya karena pilihan bunyi
akhir yang teratur. Pantun terdiri atas dua bagian, yaitu bagian sampiran dan
isi. Hal yang dipentingkan dalam menulis pantun adalah mementingkan keindahan
bahasa, pemadatan makna kata, dan bentuk penulisannya berbait-bait. Salah satu
keindahan bahasa dalam sebuah pantun ditandai oleh rima a - b - a - b. Jika
kamu akan menulis sebuah pantun dengan
baik, hendaknya memerhatikan
syarat-syarat pantun berikut.
a. Satu bait terdiri atas empat baris.
b. Baris
pertama dan kedua merupakan sampiran, sedangkan bait ketiga dan keempat
merupakan isi.
c. Setiap baris terdiri atas 8 - 12 suku kata.
d. Rima akhir berpola a - b - a - b.
Perhatikan rima akhir contoh
pantun di bawah ini.
Asam pauh dari seberang (a)
Dimuat di dalam peti (b)
Badan jauh di rantau orang (a)
Kalau sakit siapa mengobati (b)
Berdasarkan isinya, pantun
terdiri atas tiga jenis.
a. Pantun anak-anak, terdiri atas pantun teka-teki dan pantun
jenaka.
b. Pantun remaja, terdiri atas pantun perkenalan, pantun
berkasihkasihan,
dan pantun perpisahan.
c. Pantun orang tua, terdiri atas pantun adat, pantun agama, dan
pantun
nasihat.
Perhatikan contoh pantun di
bawah ini!
Contoh (1)
Kalau piknik di tepi pantai
Pulanglah sebelum hari senja
Kalau adik ingin pandai
Belajarlah sambil berdoa
Contoh (2)
Ada melinjo ada emping
Digoreng dengan minyak
kelapa
Ada sinyo tertawa nyaring
Dicoreng hidungnya dengan
jelaga
Contoh (3)
Pisang emas dibawa berlayar
Masak sebiji dimasukkan peti
Utang emas dapat dibayar
Utang budi dibawa mati
Contoh (4)
Awan putih tinggi di langit
Di bawah bumi jadi naungan
Cita-cita biarpun tinggi
selangit
Tata krama tetap jadi
pegangan
Contoh (5)
Ubi kayu rendah batangnya
Daun direbus isi dimakan
Orang berilmu rendah hatinya
Bisa dipegang jadi harapa
a. Pantun Adat
Lebat daun bunga tanjung
Berbau harum bunga cempaka
Adat dijaga pusaka dijunjung
Baru terpelihara adat pusaka
Bukan lebah sebarang lebah
Lebah bersarang di buku buluh
Bukan sembah sebarang sembah
Sembah bersarang jari sepuluh
b. Pantun Agama
Anak ayam turun sepuluh
Mati seekor tinggal sembilan
Bangun pagi sembahyang subuh
Minta ampun kepada Tuhan
Asam kandis asam gelugur
Ketiga asam si riang-riang
Menangis mayat dipintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang
c. Pantun Budi Pekerti
Apa guna berkain batik
Kalau tidak dengan sujinya
Apa guna beristri cantik
Kalau tidak dengan budinya
Anak angsa mati lemas
Mati lemas di air masin
Hilang bahasa karena emas
Hilang budi karena miskin
d. Pantun Jenaka
Orang Sasak pergi ke Bali
Membawa pelita semuanya
Berbisik pekak dengan tuli
Tertawa si buta melihatnya
e. Pantun Kepahlawanan
Redup bintang hari pun subuh
Subuh tiba bintang tak nampak
Hidup pantang mencari musuh
Musuh tiba pantang ditolak
Esa elang kedua belalang
Takkan kayu berbatang jerami
Esa hilang dua terbilang
Takkan Melayu hilang di bumi
f. Pantun Kias
Ayam sabung jangan dipaut
Jika ditambat kalah laganya
Asam di gunung ikan di laut
Dalam belanga bertemu juga
Berburu ke padang datar
Dapatkan rusa belang kaki
Berguru kepalang ajar
Bagaikan bunga kembang tak jadi
g. Pantun Nasihat
Kayu cendana di atas batu
Sudah diikat dibawa pulang
Adat dunia memang begitu
Benda yang buruk memang terbuang
Kemuning di tengah balai
Bertumbuh terus semakin tinggi
Berunding dengan orang tak pandai
Bagaikan alu pencungkil duri
h. Pantun Percintaan
Ikan belanak hilir berenang
Burung dara membuat sarang
Makan tak enak tidur tak tenang
Hanya teringat dinda seorang
i. Pantun Peribahasa
Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian
Harapkan untung menggamit
Kain di badan didedahkan
Harapkan guruh di langit
Air tempayan dicurahkan
j. Pantun Teka-teki
Kalau tuan bawa keladi
Bawakan juga si pucuk rebung
Kalau tuan bijak bestari
Binatang apa tanduk di hidung?
Kalau tuan muda teruna
Pakai seluar dengan gayanya
Kalau tuan bijak laksana
Biji di luar apa buahnya
Latihan
Setelah kamu mengetahui
syarat-syarat menulis sebuah pantun dan
mencermati beberapa contoh
pantun yang disajikan, lengkapilah pantun
di bawah ini! Kerjakan di buku
tugasmu!
1. Kalau piknik di tepi pantai
Pulanglah sebelum hari senja
Kalau adik ingin _________
Belajarlah sambil _________
2. Berburu ke padang ________
Dapat rusa belang ________
Berguru kepalang ajar
Bagai bunga kembang tak jadi
3. Kalau ada sumur di ladang
Bolehlah kita menumpang mandi
_______________________
_______________________
4. _______________________
_______________________
Sungguh elok berbibir sumbing
Walau marah tertawa juga
5. Tulis kata jadi kalimat
_________________
Petik inti dari nasihat
_________________
6. _________________
Kayu mahoni nomor dua
_________________
Kenapa mereka tidak menerima
Latihan
Setelah mengetahui
syarat-syarat atau ciri-ciri pantun, tulislah pantun yang berisi hal-hal
sebagai berikut:
1. Nasihat
2. Agama
3. Perkenalan
4. Kasih sayang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar