Selasa, 24 Maret 2015

Modul SMP, Teknik Menceritakan Kembali

Teknik Menceritakan Kembali

Untuk dapat memahami isi cerita anak dan menceritakannya kembali, kamu hendaknya memerhatikan hal-hal di bawah ini.
a.      Menyebutkan judul cerita.
b.      Menyebutkan nama-nama tokoh dalam cerita.
Tokoh-tokoh ini mempunyai ciri-ciri fisik, identitas, dan menjalin hubungan dengan orang-orang di sekitarnya.
c.      Menjelaskan watak (karakter) tiap tokoh.
Watak tokoh berkembang seiring perkembangan masalah yang dihadapinya. Emosi tokoh dipengaruhi oleh watak atau sifat-sifat dasarnya. Misalnya, tokoh yang sabar tentu akan berbeda dengan tokoh yang pemarah.
d.      Menentukan urutan peristiwa dalam cerita anak.
Urutan peristiwa dalam sebuah cerita dikenal dengan nama alur. Alur dalam cerita dapat ditemukan dengan membaca setiap paragraf dalam cerita tersebut.
e.      Membuat ringkasan ceritanya.
Berdasarkan ringkasan cerita anak ini, kamu dapat menceritakan kembali kepada teman-temanmu secara bergantian di depan kelas Dalam menceritakan kembali cerita anak yang telah dibaca, kamu dapat menggunakan peribahasa untuk menggambarkan cerita. Tahukah kamu yang dimaksud dengan peribahasa? Peribahasa merupakan bagian dari suatu bahasa. Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang susunannya tetap dan mampu mengisahkan suatu maksud tertentu.

Peribahasa biasanya berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup, atau aturan tingkah laku.
Contoh peribahasa:
a.      Sedia payung sebelum hujan.
         Artinya: Bersiap sedia sebelum terjadi sesuatu yang kurang baik.
b.      Bagai menegakkan benang basah.
         Artinya: Melakukan pekerjaan yang mustahil dapat dilaksanakan.
c.      Ada gula ada semut.
         Artinya: Di mana banyak kesenangan, di situlah banyak orang
         berkumpul.
d.      Tak ada gading yang tak retak.
         Artinya: Tidak ada sesuatu yang tak ada cacatnya, tidak ada manusia
         yang sempurna.
e.      Bagai air di daun talas.
         Artinya: Pendirian seseorang yang selalu berubah-ubah.





Pengertian Pantun dan Syarat-syarat Pantun

Pantun merupakan salah satu jenis karya sastra Melayu Lama yang berbentuk puisi. Pantun juga merupakan salah satu peninggalan masyarakat Melayu. Pada zaman dahulu, pantun diciptakan untuk berbagai tujuan, antara lain menyampaikan nasihat, menyatakan rasa sayang, ajaran budi pekerti dan moral, untuk kepentingan sosial, serta untuk hiburan/kejenakaan semata. Sebagai jenis puisi lama, pantun memiliki kata-kata yang khas. Kekhasan kata-kata dalam pantun ditunjukkan melalui penggunaan katakatanya, ungkapan pengarang, serta kemerduan bunyinya karena pilihan bunyi akhir yang teratur. Pantun terdiri atas dua bagian, yaitu bagian sampiran dan isi. Hal yang dipentingkan dalam menulis pantun adalah mementingkan keindahan bahasa, pemadatan makna kata, dan bentuk penulisannya berbait-bait. Salah satu keindahan bahasa dalam sebuah pantun ditandai oleh rima a - b - a - b. Jika kamu akan menulis sebuah pantun dengan
baik, hendaknya memerhatikan syarat-syarat pantun berikut.
a.      Satu bait terdiri atas empat baris.
b.      Baris pertama dan kedua merupakan sampiran, sedangkan bait ketiga dan keempat merupakan isi.
c.      Setiap baris terdiri atas 8 - 12 suku kata.
d.      Rima akhir berpola a - b - a - b.

Perhatikan rima akhir contoh pantun di bawah ini.
Asam pauh dari seberang (a)
Dimuat di dalam peti (b)
Badan jauh di rantau orang (a)
Kalau sakit siapa mengobati (b)
Berdasarkan isinya, pantun terdiri atas tiga jenis.
a.      Pantun anak-anak, terdiri atas pantun teka-teki dan pantun jenaka.
b.      Pantun remaja, terdiri atas pantun perkenalan, pantun berkasihkasihan,
         dan pantun perpisahan.
c.      Pantun orang tua, terdiri atas pantun adat, pantun agama, dan pantun
         nasihat.

Perhatikan contoh pantun di bawah ini!
Contoh (1)
Kalau piknik di tepi pantai
Pulanglah sebelum hari senja
Kalau adik ingin pandai
Belajarlah sambil berdoa

Contoh (2)
Ada melinjo ada emping
Digoreng dengan minyak kelapa
Ada sinyo tertawa nyaring
Dicoreng hidungnya dengan jelaga

Contoh (3)
Pisang emas dibawa berlayar
Masak sebiji dimasukkan peti
Utang emas dapat dibayar
Utang budi dibawa mati



Contoh (4)
Awan putih tinggi di langit
Di bawah bumi jadi naungan
Cita-cita biarpun tinggi selangit
Tata krama tetap jadi pegangan

Contoh (5)
Ubi kayu rendah batangnya
Daun direbus isi dimakan
Orang berilmu rendah hatinya
Bisa dipegang jadi harapa

a.      Pantun Adat
         Lebat daun bunga tanjung
         Berbau harum bunga cempaka
         Adat dijaga pusaka dijunjung
         Baru terpelihara adat pusaka

         Bukan lebah sebarang lebah
         Lebah bersarang di buku buluh
         Bukan sembah sebarang sembah
         Sembah bersarang jari sepuluh

b.      Pantun Agama
         Anak ayam turun sepuluh
         Mati seekor tinggal sembilan
         Bangun pagi sembahyang subuh
         Minta ampun kepada Tuhan

         Asam kandis asam gelugur
         Ketiga asam si riang-riang
         Menangis mayat dipintu kubur
         Teringat badan tidak sembahyang

c.      Pantun Budi Pekerti
         Apa guna berkain batik
         Kalau tidak dengan sujinya
         Apa guna beristri cantik
         Kalau tidak dengan budinya

         Anak angsa mati lemas
         Mati lemas di air masin
         Hilang bahasa karena emas
         Hilang budi karena miskin

d.      Pantun Jenaka
         Orang Sasak pergi ke Bali
         Membawa pelita semuanya
         Berbisik pekak dengan tuli
         Tertawa si buta melihatnya

e.      Pantun Kepahlawanan
         Redup bintang hari pun subuh
         Subuh tiba bintang tak nampak
         Hidup pantang mencari musuh
         Musuh tiba pantang ditolak

         Esa elang kedua belalang
         Takkan kayu berbatang jerami
         Esa hilang dua terbilang
         Takkan Melayu hilang di bumi

f.       Pantun Kias
         Ayam sabung jangan dipaut
         Jika ditambat kalah laganya
         Asam di gunung ikan di laut
         Dalam belanga bertemu juga

         Berburu ke padang datar
         Dapatkan rusa belang kaki
         Berguru kepalang ajar
         Bagaikan bunga kembang tak jadi

g.      Pantun Nasihat
         Kayu cendana di atas batu
         Sudah diikat dibawa pulang
         Adat dunia memang begitu
         Benda yang buruk memang terbuang

         Kemuning di tengah balai
         Bertumbuh terus semakin tinggi
         Berunding dengan orang tak pandai
         Bagaikan alu pencungkil duri

h.      Pantun Percintaan
         Ikan belanak hilir berenang
         Burung dara membuat sarang
         Makan tak enak tidur tak tenang
         Hanya teringat dinda seorang

i.       Pantun Peribahasa
         Berakit-rakit ke hulu
         Berenang-renang ke tepian
         Bersakit-sakit dahulu
         Bersenang-senang kemudian

         Harapkan untung menggamit
         Kain di badan didedahkan
         Harapkan guruh di langit
         Air tempayan dicurahkan


j.       Pantun Teka-teki
         Kalau tuan bawa keladi
         Bawakan juga si pucuk rebung
         Kalau tuan bijak bestari
         Binatang apa tanduk di hidung?

         Kalau tuan muda teruna
         Pakai seluar dengan gayanya
         Kalau tuan bijak laksana
         Biji di luar apa buahnya

Latihan
Setelah kamu mengetahui syarat-syarat menulis sebuah pantun dan
mencermati beberapa contoh pantun yang disajikan, lengkapilah pantun
di bawah ini! Kerjakan di buku tugasmu!
1.      Kalau piknik di tepi pantai
         Pulanglah sebelum hari senja
         Kalau adik ingin _________
         Belajarlah sambil _________
2.      Berburu ke padang ________
         Dapat rusa belang ________
         Berguru kepalang ajar
         Bagai bunga kembang tak jadi
3.      Kalau ada sumur di ladang
         Bolehlah kita menumpang mandi
         _______________________
         _______________________
4.      _______________________
         _______________________
         Sungguh elok berbibir sumbing
         Walau marah tertawa juga
5.      Tulis kata jadi kalimat
         _________________
         Petik inti dari nasihat
         _________________
6.      _________________
         Kayu mahoni nomor dua
         _________________
         Kenapa mereka tidak menerima


Latihan
Setelah mengetahui syarat-syarat atau ciri-ciri pantun, tulislah pantun yang berisi hal-hal sebagai berikut:
1. Nasihat
2. Agama
3. Perkenalan
4. Kasih sayang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar