Strategi
Pembelajaran Cooperatif Learning
Cooperative
Learning adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau
perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur
kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih.
Pembelajaran kooperatif adalah
salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis.
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa
sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam
menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling
bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam
pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman
dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Menurut Anita
Lie dalam bukunya “Cooperative Learning”, bahwa model pembelajaran Cooperative
Learning tidak sama dengan sekadar belajar kelompok, tetapi ada unsur-unsur
dasar yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan.
Pembelajaran
kooperatif merupakan salah satu pembelajaran yang dikembangkan dari teori
kontruktivisme karena mengembangkan struktur kognitif untuk membangun
pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional (Rustaman et al., 2003: 206).
Model pembelajaran cooperative
learning adalah salah satu model pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai
subjek pembelajaran (student oriented). Dengan suasana kelas yang demokratis,
yang saling membelajarkan memberi kesempatan peluang lebih besar dalam
memberdayakan potensi siswa secara maksimal.
Model
pembelajaran cooperative learning akan dapat memberikan nunasa baru di dalam
pelaksanaan pembelajaran oleh semua bidang studi atau mata pelajaran yang
diampu guru. Karena pembelajaran cooperative learning dan beberapa hasil
penelitian baik pakar pendidikan dalam maupun luar negeri telah memberikan
dampak luas terhadap keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dampak tersebut
tidak saja kepada guru akan tetapi juga pada siswa, dan interaksi edukatif
muncul dan terlihat peran dan fungsi dari guru maupun siswa.
Peran guru
dalam pembelajaran cooperative learning sebagai fasilitator, moderator,
organisator dan mediator terlihat jelas. Kondisi ini peran dan fungsi siswa
terlihat, keterlibatan semua siswa akan dapat memberikan suasana aktif dan
pembelajaran terkesan de-mokratis, dan masing-masing siswa punya peran dan akan
memberikan pengalaman belajarnya kepada siswa lain.
Berikut ini
akan dikemukakan beberapa keuntungan yang diperoleh baik oleh guru maupun siswa
di dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model cooperative learning.
Pertama, melalui cooperative learning
menimbulkan suasana yang baru dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan
sebelumnya hanya dilaksanakan model pembelajaran secara konvensional yaitu
camah dan tanya jawab. Metode tersebut ternyata kurang memberi motivasi dan
semangat kepada siswa untuk belajar. Dengan digunakannva model cooperative
learning, maka tampak suasana kelas menjadi lebih hidup dan lebih bermakna.
Kedua, membantu guna dalam
mengidentifikasikan kesulitan-kesulitan yang dihadapi dan mencarikan alternatif
pemecahannya. Dari hasil penelitian tindakan pelaksanaan cooperative learning
dengan diskusi kelompok ternyata mampu membuat siswa terlibat aktif dalam
kegiatan belajar.
Ketiga, penggunaanya cooperative
learning merupakan suatu model yang efektif untuk menge-mbangkan program
pembelajaran terpadu. Dengan cooperative learning siswa tidak hanya dapat
mengembangkan kemampuan aspek kognitif saja melainkan mampu mengembangkan aspek
afektif dan psikomotor.
Keempat, dengan melalui cooperative
learning, dapat me-ngembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan
reflektif. Hal ini dikarenakan kegiatan pembelajaran ini lebih banyak berpusat
pada siswa, sehingga siswa diberi kesempatan untuk turut serta dalam diskusi
kelompok. Pemberian motivasi dari teman sebaya ternyata mampu mendorong
semangat siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya. Terlebih lagi bila
pembahasan materi yang sifatnya problematik atau yang bersifat kontroversial,
mampu merangsang siswa me-ngembangkan kemampuan berpikirnya
Kelima, dengan cooperative learning
mampu mengembangkan kesadaran pada diri siswa terhadap
permasalahan-permasalahan sosial yang terjadi di lingkungan sekitarya. Dengan
bekerja kelompok maka timbul adanya perasaan ingin membantu siswa lain yang
mengalami kesulitan sehingga mampu me-ngembangkan sosial skill siswa. Disamping
itu pula dapat me-latih siswa dalam me-ngembangkan perasaan empati maupun
simpati pada diri siswa.
Keenam, dengan cooperative learning
mampu melatih siswa dalam berkomunikasi seperti berani mengemukakan pendapat,
berani dikriik, maupun menghargai pendapat orang lain. Komunikasi interaksi
yang terjadi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa menimbulkan dialog
yang akrab dan kreatif.
Dari beberapa
keuntungan dari model pembelajaran cooperative learning di atas, maka jelaslah
bagi kita bahwa keberhasilan suatu proses pendidikan dan pengajaran salah
satunya ditentukan oleh kemampuan dan ketera-mpilan guru dalam menggunakan
strategi dan model pembelajaran yang digunakannya. Salah satu model yang dapat
memberikan dampak terhadap keberhasilan siswa adalah melalui model pembelajaran
koperatif atau cooperative learning.
2. Karakteristik Pembelajaran
Kooperatif
Karakteristik pembelajaran
kooperatif diantaranya:
a. Siswa
bekerja dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi akademis.
b. Anggota-anggota
dalam kelompok diatur terdiri dari siswa yang berkemampuan rendah, sedang, dan
tinggi.
c. Jika
memungkinkan, masing-masing anggota kelompok kooperatif berbeda suku, budaya,
dan jenis kelamin.
d. Sistem penghargaan yang berorientasi kepada kelompok
daripada individu.
Selain itu, terdapat empat
tahapan keterampilan kooperatif yang harus ada dalam
model pembelajaran kooperatif yaitu:
model pembelajaran kooperatif yaitu:
a. Forming (pembentukan) yaitu
keterampilan yang dibutuhkan untuk membentuk kelompok dan membentuk sikap yang
sesuai dengan norma.
b. Functioniong (pengaturan)
yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk mengatur aktivitas kelompok dalam
menyelesaikan tugas dan membina hubungan kerja sama diantara anggota kelompok.
c. Formating (perumusan) yaitu
keterampilan yang dibutuhkan untuk pembentukan pemahaman yang lebih dalam
terhadap bahan-bahan yang dipelajari, merangsang penggunaan tingkat berpikir
yang lebih tinggi, dan menekankan penguasaan serta pemahaman dari materi yang
diberikan.
d. Fermenting (penyerapan)
yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk merangsang pemahaman konsep sebelum
pembelajaran, konflik kognitif, mencari lebih banyak informasi, dan
mengkomunikasikan pemikiran untuk memperoleh kesimpulan.
3. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif
Sebagaimana
yang telah diuraikan di atas bahwa pembelajaran Kooperatif adalah pembelajaran
yang dilakukan dalam kelompok kecil, di mana Muslim Ibrahim (2006 : 6, dalam
Depdiknas 2005 : 45) menguraikan unsur-unsur pembelajaran Kooperatif sebagai
berikut:
a. Siswa dalam
kelompoknya harus beranggapan bahwa mereka “sehidup sepenanggungan bersama”.
b. Siswa
bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya seperti milik mereka
sendiri.
c. Siswa harus
melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama.
d. Siswa harus
membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.
e. Siswa akan
dikena evaluasi atau hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua
kelompok.
f. Siswa
berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama
selama proses belajarnya.
g. Siswa akan
diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam
kelompok kooperatif
Dengan memperhatikan unsur-unsur
pembelajaran kooperatif tersebut, peneliti berpendapat bahwa dalam pembelajaran
kooperatif setiap siswa yang tergabung dalam kelompok harus betul-betul dapat
menjalin kekompakan. Selain itu, tanggung jawab bukan saja terdapat dalam
kelompok, tetapi juga dituntut tanggung jawab individu.
4. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif:
4. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif:
Sebagai
seorang guru dalam memberikan pelajaran kepada siswa tentu ia akan memilih
manakah model pembelajaran yang tepat diberikan untuk materi pelajaran
tertentu. Apabila seorang guru ingin menggunakan pembelajaran kooperatif, maka
haruslah terlebih dahulu mengerti tentang pembelajaran kooperatif tersebut.
Dalam hal ini Muslim Ibrahim (dalam Depdiknas, 2005 : 46) mengemukakan
ciri-ciri pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
a. Siswa
bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.
b. Kelompok
dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
c. Bila
mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang
berbeda.
d. Penghargaan
lebih berorientasi pada individu.
Dengan
memperhatikan ciri-ciri tersebut, seorang guru hendaklah dapat membentuk
kelompok sesuai dengan ketentuan, sehingga setiap kelompok dapat bekerja dengan
optimal.
5. Teknik Pembelajaran Kooperatif
Teknik pembelajaran
kooperatif diantaranya:
a. Mencari Pasangan
-
Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa
konsep.
-
Setiap siswa mendapat satu buah kartu.
-
Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang
cocok dengan kartunya.
b. Bertukar Pasangan
-
Setiap siswa mendapatkan satu pasangan.
-
Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas
dengan pasangannya
-
Setelah selesai, setiap pasangan bergabung dengan
pasangan lain.
-
Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan kemudian
saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban.
-
Temuan baru yang diperoleh dari pertukaran pasangan
kemudian dibagikan kepada pasangan semula.
c. Kepala Bernomor
-
Siswa dibagi dalam kelompok dan setiap siswa dalam setiap
kelompok mendapat nomor.
-
Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok
mengerjakannya.
-
Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar
dan memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban ini.
-
Guru memanggil salah satu nomor. Siswa dengan nomor
yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka.
d. Keliling Kelompok
-
Salah satu siswa dalam masing-masing kelompok memulai
dengan memberikan pandangan dan pemikirannya mengenai tugas yang sedang
dikerjakan.
-
Siswa berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya.
-
Demikian seterusnya. Giliran bicara bisa dilaksanakan
menurut arah perputaran jarum jam atau dari kiri ke kanan.
e. Kancing Gemerincing
-
Guru menyipkan satu kotak kecil berisi kancing-kancing.
-
Setiap siswa dalam kelompok mendapatkan dua atau tiga
buah kancing.
-
Setiap kali seorang siswa berbicara, dia harus
menyerahkan salah satu kancingnya.
-
Jika kancingnya sudah habis, dia tidak boleh berbicara
lagi sampai kancing semua rekannya habis.
f. Dua Tinggal Dua Tamu
-
Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat.
-
Setelah selesai, dua orang dari setiap kelompok
meninggalkan kelompoknya dan bertamu ke kelompok yang lain.
-
Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas
membagikan hasil kerja dan informasi ke tamu mereka.
-
Tamu mohon diri dan kembali ke kelompoknya kemudian
melaporkan hasil temuannya.
- Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.
- Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.
6. Tipe-tipe Pembelajaran Kooperatif:
Artikel Terkait :
- Metode Inkuiri Kompetitif 6
- Metode Inkuiri Kompetitif 5
- Metode Inkuiri Kompetitif 4
- Metode Inkuiri Kompetitif 3
- Metode Inkuiri Kompetitif 2
- Metode Inkuiri Kompetitif 1
- Inovasi Metode Pembelajaran, Jigsaw Kompetitif 3
- Inovasi Metode Pembelajaran, Jigsaw Kompetitif 2
- Inovasi Metode Pembelajaran, Jigsaw Kompetitif 1
- Metode Examples Non Examples dan Kuantum
- Metode Jigsaw dan TGT
- Metode Debat dan Picture and Picture
- Kooperatif Learning
- Metode Problem Possing
- Metode CTL dan Learning Cycle
- Startegi Inkuiri
- Metode karya wisata, ekspositori
- Metode kerja kelompok, problem solving, drill
- Latihan UAS Gasal Indonesia kelas 7 SMP
- Modul SMP, Cerita Anak
- Modul SMP, Tema Dongeng
- Modul SMP, Surat Pribadi
- Modul SMP, Membaca Cepat
- Modul SMP, Mendengarkan Teks Berita
- Modul SMP, Teknik Menceritakan Kembali
- Modul SMP, Latihan Soal Bahasa Indonesia kelas 7
- Modul SMP, Teknik Bercerita
- Modul SMP, Dongeng
- Modul SMP, Buku Harian
- Modul SMP, Memindai Kamus
- Modul SMP, Sinonim dan Antonim
- Modul SMP, Mendengarkan Berita
- Metode Pembelajaran, Metode Tanya Jawab
- Metode Pembelajaran, Metode Tugas dan Resitasi
- Metode Pembelajaran, Metode Simulasi
- Metode Pembelajaran, Metode Diskusi
- Metode Pembelajaran, Metode Demonstrasi
- Metode Pembelaran, Metode Ceramah
- Metode Pembelajaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar