Metode Karyawisata (Field-Trip)
Karyawisata dalam arti metode mengajar mempunyai arti
tersendiri, berbeda dengan karyawisata dalam arti umum. Karyawisata di sini
berarti kunjungan ke luar kelas dalam rangka belajar.
Contoh: Mengajak siswa ke gedung pengadilan untuk
mengetahui system peradilan dan proses pengadilan, selama satu jam pelajaran.
Jadi, karyawisatadi atas tidak mengambil tempat yang jauh dari sekolah dan
tidak memerlukan waktu yang lama. Karyawisata dalam waktu yang lama dan tempat
yang jauh disebut study tour.
Langkah- langkah Pokok dalam Pelaksanaan Metode
Karyawisata
1. Perencanaan Karyawisata
a) Merumuskan tujuan karyawisata.
b) Menetapkan objek kayawisata sesuai dengan tujuan
yang hendak dicapai.
c) Menetapkan lamanya karyawisata.
d) Menyusun rencana belajar bagi siswa selama
karyawisata.
e) Merencanakan perlengkapan belajar yang harus
disediakan.
2. Pelaksanaan Karyawisata
Fase ini adalah pelaksanaan kegiatan belajar di
tempat karyawisata dengan bimbingan guru. Kegiatan belajar ini harus diarahkan
kepada tujuan yang telah ditetapkan pada fase perencanaan di atas.
3. Tindak Lanjut
Pada akhir karyawisata siswa diminta laporannya baik
lisan maupun tertulis, mengenai inti masalah yang telah dipelajari pada waktu
karyawisata.
L. Strategi Pembelajaran Ekspositori
1. Pengertian
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal
dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat
menguasai materi pelajaran secara optimal. Dalam strategi ini materi pelajaran
disampaikan langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi
itu. Materi pelajaran seakanakan sudah jadi. Karena strategi ekspositori lebih
menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan strategi ”chalk
and talk”.
2. Karakteristik Pembelajaran Ekspositori
Terdapat beberapa karakteristik strategi ekspositori
di antaranya:
a. Strategi ekspositori dilakukan dengan cara
menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan
merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini, oleh karena itu sering orang
mengidentikannya dengan ceramah.
b. Biasanya materi pelajaran yang disampaikan
adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep
tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang.
c. Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan
materi pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir
siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan
kembali materi yang telah diuraikan.
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk
dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered
approach). Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini guru memegang peran
yang sangat dominan. Melalui strategi ini guru menyampaikan materi pembelajaran
secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai
siswa dengan baik. Fokus utama strategi ini adalah kemampuan akademik (academic
achievement) siswa. Metode pembelajaran dengan kuliah merupakan bentuk
strategi ekspositori.
3. Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori
Tidak ada satu strategi pembelajaran yang dianggap
lebih baik dibandingkan dengan strategi pembelajaran yang lain. Baik tidaknya
suatu strategi pembelajaran bisa dilihat dari efektif tidaknya strategi
tersebut dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan
demikian, pertimbangan pertama penggunaan strategi pembelajaran adalah tujuan
apa yang harus dicapai.
Dalam penggunaan strategi pembelajaran ekspositori
terdapat beberapa prinsip berikut ini, yang harus diperhatikan oleh setiap
guru.
a. Berorientasi pada Tujuan
Walaupun penyampaian
materi pelajaran merupakan ciri utama dalam strategi pembelajaran ekspositori
melalui metode ceramah, namun tidak berarti proses penyampaian materi tanpa
tujuan pembelajaran. Justru tujuan itulah yang harus menjadi pertimbangan utama
dalam penggunaan strategi ini. Karena itu sebelum strategi ini diterapkan
terlebih dahulu guru harus merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan
terukur. Seperti kriteria pada umumnya, tujuan pembelajaran harus dirumuskan
dalam bentuk tingkah laku yang dapat diukur atau berorientasi pada kompetensi
yang harus dicapai oleh siswa. Hal ini sangat penting untuk dipahami, karena
tujuan yang spesifik memungkinkan kita bisa mengontrol efektivitas penggunaan
strategi pembelajaran. Memang benar, strategi pembelajaran ekspositori tidak
mungkin dapat mengejar tujuan kemampuan berpikir tingkat tinggi, misalnya
kemampuan untuk menganalisis, mensintesis sesuatu, atau mungkin mengevaluasi
sesuatu, namun tidak berarti tujuan kemampuan berpikir taraf rendah tidak perlu
dirumuskan. Justru tujuan itulah yang harus dijadikan ukuran dalam menggunakan strategi
ekspositori.
b. Prinsip Komunikasi
Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses
komunikasi, yang menunjuk pada proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber
pesan) kepada seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan). Pesan yang
ingin disampaikan dalam hal ini adalah materi pelajaran yang diorganisir dan
disusun sesuai dengan tujuan tertentu yaang ingin dicapai. Dalam proses
komunikasi guru berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa berfungsi sebagai
penerima pesan.
Dalam proses komunikasi, bagaimanapun sederhananya,
selalu terjadi urutan pemindahan pesan (informasi) dari sumber pesan ke
penerima pesan. Sistem komunikasi dikatakan efektif manakala pesan itu dapat
mudah ditangkap oleh penerima pesan secara utuh. Sebaliknya, sistem komunikasi
dikatakan tidak efektif, manakala penerima pesan tidak dapat menangkap setiap
pesan yang disampaikan. Kesulitan menangkap pesan itu dapat terjadi oleh
berbagai gangguan (noise) yang dapat menghambat kelancaran proses
komunikasi.
Akibat gangguan (noise) tersebut memungkinkan
penerima pesan (siswa) tidak memahami atau tidak dapat menerima sama sekali
pesan yang ingin disampaikan. Sebagai suatu strategi pembelajaran yang
menekankan pada proses penyampaian, maka prinsip komunikasi merupakan prinsip
yang sangat penting untuk diperhatikan. Artinya, bagaimana upaya yang bisa
dilakukan agar setiap guru dapat menghilangkan setiap gangguan (noise) yang
bisa mengganggu proses komunikasi.
c. Prinsip Kesiapan
Siswa dapat menerima informasi sebagai stimulus yang
kita berikan, terlebih dahulu kita harus memosisikan mereka dalam keadaan siap
baik secara fisik maupun psikis untuk menerima pelajaran. Jangan mulai kita
sajikan mata pelajaran, manakala siswa belum siap untuk menerimanya.
d. Prinsip Berkelanjutan
Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong
siswa untuk mau mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan
hanya berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya.
Ekspositori yang berhasil adalah manakala melalui proses penyampaian dapat
membawa siswa pada situasi ketidakseimbangan (disequilibrium), sehingga
mendorong mereka untuk mencari dan menemukan atau menambah wawasan melalui
proses belajar mandiri.
Keberhasilan penggunaan strategi ekspositori sangat
tergantung pada kemampuan guru untuk bertutur atau menyampaikan mated
pelajaran.
4. Langkah-langkah Pelaksanaan Strategi Ekspositori
a. Persiapan (Preparation)
Tahap persiapan berkaitan
dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran. Dalam strategi
ekspositori, langkah persiapan merupakan langkah yang sangat penting.
Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi ekspositori
sangat tergantung pada langkah persiapan. Beberapa hal yang harus dilakukan
dalam langkah persiapan di antaranya adalah:
1) Berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang
negatif.
2) Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai.
3) Bukalah file dalam otak siswa.
b. Penyajian (Presentation)
Langkah penyajian adalah
langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah
dilakukan. Guru harus dipikirkan guru dalam penyajian ini adalah bagaimana agar
materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa. Karena
itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini,
yaitu: (1) penggunaan bahasa, (2) intonasi suara, (3) menjaga kontak mata
dengan siswa, dan (4) menggunakan joke-joke yang menyegarkan.
c. Korelasi (Correlation)
Langkah korelasi adalah langkah
menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain
yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur
pengetahuan yang telah dimilikinya. Langkah korelasi dilakukan untuk memberikan
makna terhadap materi pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur
pengetahuan yang telah dimilikinya maupun makna untuk meningkatkan kualitas
kemampuan berpikir dan kemampuan motorik siswa.
d. Menyimpulkan (Generalization)
Menyimpulkan adalah tahapan
untuk memahami inti {core) dari materi pelajaran yang telah disajikan.
Langkah menyimpulkan merupakan langkah yang sangat penting dalam strategi
ekspositori, sebab melalui langkah menyimpulkan siswa akan dapat mengambil inti
sari dari proses penyajian.
e. Mengaplikasikan (Application)
Langkah aplikasi adalah langkah
unjuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru. Langkah ini
merupakan langkah yang sangat penting dalam proses pembelajaran ekspositori,
sebab melalui langkah ini guru akan dapat mengumpulkan informasi tentang
penguasaan dan pemahaman materi pelajaran oleh siswa. Teknik yang biasa
dilakukan pada langkah ini di antaranya: (1) dengan membuat tugas yang relevan
dengan materi yang telah disajikan, (2) dengan memberikan tes yang sesuai
dengan materi pelajaran yang telah disajikan.
5. Keunggulan dan Kelemahan Strategi Ekspositori
a. Keunggulan
Strategi pembelajaran
ekspositori merupakan strategi pembelajaran yang banyak dan sering digunakan.
Hal ini disebabkan strategi ini memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:
1)
Dengan strategi pembelajaran ekspositori
guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, ia dapat
mengetahui sampai sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
2)
Strategi pembelajaran ekspositori
dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa
cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.
3)
Melalui strategi pembelajaran
ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui penuturan (kuliah) tentang
suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi
(melalui pelaksanaan demonstrasi).
4)
Keuntungan lain adalah strategi
pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.
b. Kelemahan
Di samping memiliki keunggulan,
strategi ekspositori juga memiliki kelemahan, di antaranya:
1)
Strategi pembelajaran ini hanya mungkin
dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak
secara baik. Untuk siswa yang tidak memiliki kemampuan seperti itu perlu
digunakan strategi lain.
2)
Strategi ini tidak mungkin dapat
melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan kemampuan, perbedaan
pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya belajar.
3)
Karena strategi lebih banyak diberikan
melalui ceramah, maka akan sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal
kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.
4)
Keberhasilan strategi pembelajaran
ekspositori sangat tergantung kepada apa yang dimiliki guru, seperti persiapan,
pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi, dan berbagai
kemampuan seperti kemampuan bertutur (berkomunikasi), dan kemampuan mengelola
kelas. Tanpa itu sudah dapat dipastikan proses pembelajaran tidak mungkin
berhasil.
5) Oleh
karena
Artikel Terkait :
- Metode Inkuiri Kompetitif 6
- Metode Inkuiri Kompetitif 5
- Metode Inkuiri Kompetitif 4
- Metode Inkuiri Kompetitif 3
- Metode Inkuiri Kompetitif 2
- Metode Inkuiri Kompetitif 1
- Inovasi Metode Pembelajaran, Jigsaw Kompetitif 3
- Inovasi Metode Pembelajaran, Jigsaw Kompetitif 2
- Inovasi Metode Pembelajaran, Jigsaw Kompetitif 1
- Metode Examples Non Examples dan Kuantum
- Metode Jigsaw dan TGT
- Metode Debat dan Picture and Picture
- Kooperatif Learning
- Metode Problem Possing
- Metode CTL dan Learning Cycle
- Startegi Inkuiri
- Metode karya wisata, ekspositori
- Metode kerja kelompok, problem solving, drill
- Latihan UAS Gasal Indonesia kelas 7 SMP
- Modul SMP, Cerita Anak
- Modul SMP, Tema Dongeng
- Modul SMP, Surat Pribadi
- Modul SMP, Membaca Cepat
- Modul SMP, Mendengarkan Teks Berita
- Modul SMP, Teknik Menceritakan Kembali
- Modul SMP, Latihan Soal Bahasa Indonesia kelas 7
- Modul SMP, Teknik Bercerita
- Modul SMP, Dongeng
- Modul SMP, Buku Harian
- Modul SMP, Memindai Kamus
- Modul SMP, Sinonim dan Antonim
- Modul SMP, Mendengarkan Berita
- Metode Pembelajaran, Metode Tanya Jawab
- Metode Pembelajaran, Metode Tugas dan Resitasi
- Metode Pembelajaran, Metode Simulasi
- Metode Pembelajaran, Metode Diskusi
- Metode Pembelajaran, Metode Demonstrasi
- Metode Pembelaran, Metode Ceramah
- Metode Pembelajaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar