Mengomentari Isi Buku Cerita Anak
Untuk mengetahui unsur-unsur yang membangun cerita
antara lain :
a. Tema, yaitu ide cerita yang
disampaikan,
b. Tokoh, yaitu para pelaku
dalam cerita.
c. Penokohan, yaitu gambaran
watak para pelaku dalam cerita.
d. Amanat, yaitu pesan yang
akan disampaikan dalam cerita.
e. Alur, yaitu rangkaian
peristiwa yang tersusun secara logis.
f. Latar, yaitu tempat, waktu,
dan suasana terjadinya cerita.
g. Sudut pandang, yaitu posisi
pengarang dalam memerankan tokoh cerita.
Latihan
Sebagai latihan kali ini,
carilah buku cerita anak yang menarik! Bacalah dan pahami isinya, lalu kerjakan
tugas di bawah ini!
1. Sebutkan judul buku
tersebut!
2. Siapa pengarang buku itu?
3. Jika buku itu terjemahan,
siapa yang mengalihbahasakan?
4. Di mana buku tersebut
diterbitkan dan tahun berapa?
5. Bagaimana ringkasan isi
ceritanya
Istana Bunga
Dahulu kala, hiduplah Raja dan
Ratu yang kejam. Keduanya suka berfoyafoya dan menindas rakyat miskin. Raja dan
Ratu ini mempunyai putra dan putri yang baik hati. Sifat mereka sangat berbeda
dengan kedua orang tua mereka. Pangeran Aji Lesmana dan Putri Rauna selalu
menolong rakyat yang kesusahan. Keduanya suka menolong rakyatnya yang
memerlukan bantuan.
Suatu hari, Pangeran Aji
Lesmana marah pada ayah dan ibunya. “Ayah dan Ibu jahat. Mengapa menyusahkan
orang miskin?”
Raja dan Ratu sangat marah
mendengar perkataan putra mereka itu. “Jangan mengatur orang tua! Karena kau
telah berbuat salah, aku akan menghukummu. Pergilah dari istana ini!” usir
Raja.
Pangeran Aji Lesmana tidak
terkejut, justru Putri Rauna yang tersentak, lalu ia memohon kepada ayah
ibunya, “Jangan usir Kakak! Jika Kakak harus pergi, saya pun pergi!”
Raja dan Ratu sedang naik
pitam. Mereka membiarkan Putri Rauna pergi mengikuti kakaknya. Mereka
mengembara dan menyamar menjadi orang biasa. Mereka pun mengubah namanya
menjadi Kusmantoro dan Kusmantari. Mereka lalu mencari guru untuk mendapat
ilmu. Mereka ingin menggunakan ilmu itu untuk menyadarkan kedua orang tua
mereka.
Keduanya sampailah di sebuah
gubuk. Gubuk itu dihuni oleh seorang kakek yang sudah sangat tua. Kakek sakti
itu dahulu pernah menjadi guru kakek mereka. Mereka pun mencoba mengetuk pintu.
“Silakan masuk, Anak Muda,”
sambut Kakek renta yang sudah tahu
kalau mereka adalah cucu bekas
muridnya. Namun, kakek itu sengaja purapura tak tahu. Kusmantoro pun
mengutarakan maksudnya.
“Kami kakak beradik yatim
piatu. Kami ingin berguru pada
Panembahan.” Kakek sakti
bernama Panembahan Manraba itu tersenyum mendengar kebohongan Kusmantoro.
Namun, karena kebijakannya, Panembahan Manraba menerima keduanya menjadi
muridnya.
Panembahan Manraba menurunkan
ilmu-ilmu kerohanian dan
kanuragan pada Kusmantoro dan
Kusmantari. Keduanya ternyata cukup
berbakat. Dengan cepat, mereka
menguasai ilmu-ilmu yang diajarkan.
Berbulan-bulan mereka
digembleng guru bijaksana dan sakti itu. Suatu malam, Panembahan memanggil
mereka berdua.
“Anakku, Kusmantoro dan
Kusmantari. Untuk sementara sudah cukup kalian berguru di sini. Ilmu-ilmu
lainnya akan kuberikan setelah kalian melaksanakan satu amalan.”
“Amalan apa itu, Panembahan?”
tanya Kusmantari.
“Besok pagi-pagi sekali,
petiklah dua kuntum melati di samping kanan gubuk ini. Lalu berangkatlah menuju
istana di sebelah barat desa ini. Berikan dua kuntum bunga melati itu kepada
Pangeran Aji Lesmana dan Putri Rauna. Mereka ingin menyadarkan Raja dan Ratu,
kedua orang tua mereka.”
Kusmantoro dan Kusmantari
terkejut. Namun, keterkejutan mereka disimpan rapat-rapat. Mereka tak ingin
penyamarannya terbuka.
“Dua kuntum melati itu
berkhasiat menyadarkan Raja dan Ratu dari perbuatan buruk mereka. Namun
syaratnya, dua kuntum melati itu hanya berkhasiat jika disertai kejujuran
hati,” pesan Panembahan Manraba.
Ketika menjelang tidur malam,
Kusmantoro dan Kusmantari resah. Keduanya memikirkan pesan Panembahan. Apakah
mereka harus berterus terang kalau mereka adalah Pangeran Aji Lesmana dan Putri
Rauna? Jika tidak berterus terang, berarti mereka berbohong, tidak jujur.
Padahal kuntum melati hanya berkhasiat jika disertai dengan kejujuran.
Akhirnya, pagi-pagi sekali
mereka menghadap Panembahan. “Kami berdua mohon maaf, Panembahan. Kami bersalah
karena tidak jujur kepada Panembahan selama ini.”
“Saya mengerti, Anak-anakku.
Saya sudah tahu kalian berdua adalah Pangeran Aji Lesmana dan Putri Rauna.
Pulanglah! Ayah dan ibumu menunggu di istana.”
Setelah mohon pamit dan minta
doa restu, Pangeran Aji Lesmana dan Putri Rauna berangkat ke istana. Setibanya
di istana, ternyata ayah dan ibunya sedang sakit. Mereka segera memeluk kedua
orang tuanya yang berbaring lemah itu.
Putri Rauna lalu meracik dua
kuntum melati pemberian Panembahan,kemudian diberikan kepada ayah dan ibu
mereka. Ajaib! Seketika sembuhlah Raja dan Ratu. Sifat mereka pun berubah.
Pangeran dan Putri Rauna sangat bahagia. Mereka meminta bibit melati ajaib itu
pada Penembahan dan menanamnya di taman mereka, sehingga istana mereka dikenal
dengan nama Istana Bunga. Istana yang dipenuhi kelembutan hati dan kebahagiaan.
Kerjakan soal-soal berikut
sesuai perintahnya!
1. Sebutkan unsur-unsur yang membangun sebuah cerita dan jelaskan
pengertiannya!
2. Carilah
dongeng di media cetak dan bacalah! Selanjutnya, tulislah kembali dongeng
tersebut dengan bahasa yang kamu susun sendiri!
3. Gunakan
cerita yang kamu tulis pada soal nomor 2 di atas sebagai bahan untuk bercerita!
Jika tersedia alat peraga yang ssuai dengan isi cerita, gunakan alat peraga
tersebut untuk menghidupkan cerita menjadi lebih menarik! Sebagai rambu-rambu
bercerita, gunakan acuan berikut!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar